Monday 31 October 2011






lets be that rare and hard to find golden flower
Sunday 30 October 2011
ikhlas itu perkara yang complex~
tapi ia mesti dimulakan

walaupun dengan paksaan!

kunci awal syaitan:
"kamu buat tak ikhlas, jadi lebih baik kamu tak buat"

tapi sebenarnya meninggalkan sesuatu kewajipan adalah jauh lebih buruk
daripada melakukan sesuatu bermula dengan paksaan

bak kata pepatah melayu
"alah bisa, tegal biasa"

jangan risau digelar hipokrit
kerana memaksa diri untuk kebaikan
bukanlah hipokrit di mata Allah,
dan pendangan Allah itulah yang lebih utama

:)
Thursday 20 October 2011

Bolehkah Wanita Haidh Masuk ke Masjid ?

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya wanita yang sedang haidh masuk masjid untuk suatu keperluan, misalnya mengikuti taklim? Sementara ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid kepada wanita yang haidh dan orang yang junub.”
‘Athiyyah, Purwokerto

Jawab :
Dalam permasalahan ini ada perselisihan pendapat di kalangan ulama, ada yang mengatakan boleh dan ada pula yang berpendapat tidak boleh. Kata Imam Asy Syaukani: “Zaid bin Tsabit berpendapat boleh bagi wanita haidh masuk ke dalam masjid kecuali bila dikhawatirkan darahnya menajisi masjid. Al Imam Al Khaththabi menghikayatkan kebolehan ini dari Malik, Asy Syafi`i, Ahmad dan Ahlu dzahir. Sedangkan yang berpendapat tidak boleh adalah Sufyan dan Ashabur Ra’yi, dan pendapat ini yang masyhur dari madzhabnya Al Imam Malik.” (Nailul Authar, 1/320).

Namun yang kuat dari pendapat yang ada, wallahu ta‘ala a‘lam bisshawwab, wanita haidh dibolehkan masuk masjid. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hazm dalam kitab beliau Al Muhalla (2/184-187), karena tidak ada dalil yang menunjukkan larangan akan hal ini, sementara Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalamtelah bersabda :
Sesungguhnya orang mukmin itu tidaklah najis.” (HR. Al Bukhari no. 283 dan Muslim no. 371)

Di masa hidupnya Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam ada seorang wanita hitam bekas budak yang biasa membersihkan masjid Nabi dan ia memiliki tenda di dalam masjid. Sebagai seorang wanita tentunya ia mengalami haidh namun tidak didapatkan adanya perintah Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalamagar dia keluar dari masjid ketika masa haidhnya. (Haditsnya disebutkan Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya no. 439).
Sementara hadits yang anda tanyakan adalah hadits yang dha’if (lemah), dijelaskan pula oleh Ibnu Hazm sisi kelemahan hadits ini, sebagaimana dalam Al Muhalla. Demikian pula Asy Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah (118-119).

Batasan kufu dalam pernikahan
Apakah batasan kufu dalam pernikahan? Apakah adanya kecocokan hati, perasaan, cara berpikir, cara pandang dan kefaqihan dalam agama termasuk dalam kekufuan ?
Dianwati
ummuyusuf@myquran.com

Jawab :
Para ahli fiqih (fuqaha) berbeda pendapat tentang kafa’ah (kufu) dalam pernikahan, namun yang benar sebagaimana dijelaskan Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma‘ad (4/22), yang teranggap dalam kafa’ah adalah perkara dien (agama). Beliau t berkata tentang permasalahan ini diawali dengan menyebutkan beberapa ayat Al Qur’an, di antaranya :

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kalian bersuku-suku dan berkabilah-kabilah agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (Al Hujurat: 13)
Orang-orang beriman itu adalah bersaudara.” (Al Hujurat: 10)
“Kaum mukminin dan kaum mukminat sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain.” (At Taubah: 71)
Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik…” (An Nur: 26)

Kemudian beliau lanjutkan dengan beberapa hadits, di antaranya sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam:
Tidak ada keutamaan orang Arab dibanding orang ajam (non Arab) dan tidak ada keutamaan orang ajam dibanding orang Arab. Tidak pula orang berkulit putih dibanding orang yang berkulit hitam dan sebaliknya orang kulit hitam dibanding orang kulit putih, kecuali dengan takwa. Manusia itu dari turunan Adam dan Adam itu diciptakan dari tanah”.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada Bani Bayadlah: “Nikahkanlah wanita kalian dengan Abu Hindun”.
Maka merekapun menikahkannya sementara Abu Hindun ini profesinya sebagai tukang bekam.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri pernah menikahkan Zainab bintu Jahsyin Al Qurasyiyyah, seorang wanita bangsawan, dengan Zaid bin Haritsah bekas budak beliau. Dan menikahkan Fathimah bintu Qais Al Fihriyyah dengan Usamah bin Zaid, juga menikahkan Bilal bin Rabah dengan saudara perempuan Abdurrahman bin `Auf.

Dari dalil yang ada dipahami bahwasanya penetapan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam masalah kufu adalah dilihat dari sisi agama. Sebagaimana tidak boleh menikahkan wanita muslimah dengan laki-laki kafir, tidak boleh pula menikahkan wanita yang menjaga kehormatan dirinya dengan laki-laki yang fajir (jahat/jelek).
Al Qur’an dan As Sunnah tidak menganggap dalam kafa’ah kecuali perkara agama, adapun perkara nasab (keturunan), profesi dan kekayaan tidaklah teranggap. Karena itu boleh seorang budak menikahi wanita merdeka dari turunan bangsawan yang kaya raya apabila memang budak itu seorang yang ‘afif (menjaga kehormatan dirinya) dan muslim. Dan boleh pula wanita Quraisy menikah dengan laki-laki selain suku Quraisy, wanita dari Bani Hasyim boleh menikah dengan laki-laki selain dari Bani Hasyim. (Zaadul Ma‘ad, 4/22) .

Sumber: http://asysyariah.com Penulis : Pengasuh Rubrik Muslimah Bertanya Judul: Wanita Haidh Masuk ke Masjid dan batasan Kufu Dalam pernikahan

Baca Risalah terkait ini:
1.APAKAH SAH AKAD NIKAH KETIKA SEDANG HAID?
2.Orang Tua Menolak Menikahkan Anak Perempuannya Karena Alasan Study
3.Fiqih Tentang Masalah Darah Wanita (Mengenal Darah-darah Wanita)
4.Larangan Mencabut dan Mengerik Bulu Alis
5. BOLEHKAH MEYETUBUHI ISTRI DARI DUBURNYA KARENA ISTRI SEDANG HAID ?
6.Bolehkah Bersetubuh Sebelum Istri Mandi Haid ?
Sunday 25 September 2011

Buat abang naqib dan kakak naqibah

Usrah. Pernahkah kalian mendengar tentang usrah? Barangkali. Mungkin ramai yang sudah tahu. Mungkin juga ada yang belum pernah mendapat nikmat menghadiri usrah.

Alhamdulillah di Bandung, kami diberi kesempatan untuk mengikuti usrah. Apa itu usrah? Usrah, dalam bahasa melayu bermaksud keluarga.. Walaupun antara kita tiada ikatan kekeluargaan, namun ikatan aqidah sentiasa menghubungkan kita. Ukhwah.

Usrah: Wajib?
Sedarilah, bukan semua orang mendapat nikmat sebegini. Usrah, bukanlah suatu kewajipan. Ya, ia bukan kewajipan. Namun ia merupakan suatu proses untuk membantu kita mengekalkan dan meng'upgrade' iman kita. Allah merahmati majlis-majlis ilmu yang diibaratkan sebagai taman-taman syurga. Ya, di bumi lagi kita dapat menikmati taman-taman syurga jika kita ikhlas menghadiri majlis ilmu. Ta'lim, usrah dan sebagainya.
Kenapa kita kena menghadiri usrah? Kerana hakikatnya kita malas...memang kita malas. Kenapa saya mengatakan demikian?
Berapa ramai di kalangan masyarakat kita yang cintakan ilmu, yang suka membaca? Yang memiliki perpustakaan mini di rumah? Sangat sedikit... Sebab itu ada insan-insan yang berusaha mewujudkan rasa cinta itu dalam diri kita. Supaya sifat itu dapat dipupuk dalam anak-anak kita nanti. Generasi akan datang..

***Iklan:
A* Ahhh kaget. Anak?? Aku muda lagi lah....
B* Muda lagi apa... Umur dah layak jadi mak, ayah orang dah tu!
Iklan tamat***

Andai di tempat kita tidak ada usrah, adakah kita akan berusaha mencari ilmu Allah? Atau kita hanya akan disibukkan oleh urusan dunia kita yang tiada henti, usrah pula? Oh, ianya tidak bererti, kerana aku sudah tiada masa lagi. Begitukah?

Kita tidak boleh terlalu selesa dengan keadaan kita sekarang... Mungkin hari ini, ada orang nak membantu kita, tetapi bagaimana setelah kita pulang ke Malaysia? Sebagai orang awam, siapakah yang akan menasihati, membimbing kita setelah 'keluarga' kita itu tiada? Bukankah kita harus bergantung kepada diri sendiri untuk membina dan meningkatkan diri kita? Jadi bersedialah untuk saat itu, dan kurangkanlah kebergantungan kita terhadap orang lain. Berusahalah mencari diin, memahami diin. Ad-diin, cara hidup kita. Islam, cara hidup kita. Agak pelik, hidup di bumi, namun tidak mengetahui cara hidup. Aneh bukan?

Ilmu itu cahaya, kebenaran itu cahaya. Cahaya bagi insan yang ingin mencari Tuhannya. Bukan insan yang duduk menunggu orang datang menyuap makanan dalam mulut kita. Sedangkan burung pun keluar mencari rezeki, kita pula mahu enak duduk bergoyang kaki?

Kita semakin hari, semakin dewasa. Cabaran hidup semakin bertambah. Fitnah dunia, sungguh menyeksakan. Semuanya tidak bertambah mudah, namun bertambah sukar. Mungkin di kampus, kita kurang nampak kerana kita belum terjun ke dalam masyarakat. Namun di Malaysia nanti, semestinya keadaan tidak akan sama dengan di sini. Seperti yang disebutkan tadi, kita harus berdikari! Alhamdulillah, jika menyertai jemaah, akan ada yang follow up. Namun bagi orang-orang yang baru berjinak-jinak dengan usrah, baru mengenal usrah, bagaimana?

Komitmen!
Komitmen! Komitmen siapa? Kakak-kakak naqibah, abang-abang naqib. Jika kita tidak disiplin, tidak komited dalam menjalankan usrah, jika usrah hanya sekadar mengisi masa lapang, jika tiada kesungguhan, bagaimana dengan adik-adik usrah kita?

Sebenarnya bukan hendak mengatakan usrah itu yang penting, tetapi materi yang dibawa dalam usrah, itu yang lebih penting... Mengenali Allah dan Rasul saw... Bekalan yang sangat penting untuk kita... Tanpanya, kosonglah syahadah kita. Tiada nilai, kerana kita tidak memahami apa yang kita sebutkan dalam solat saban hari.....

Wahai kakak dan abang naqibah sekalian,
Tugas kita besar. Sedarlah kita, di bahu kita ada tanggungjawab. Amanah untuk menyampaikan, untuk memberikan yang terbaik, untuk menjadi yang terbaik!

Namun insafilah diri kita, sejauh mana kita telah berkorban? Berjuang? Sedarkah kita apa makna berjuang jika tiada kesungguhan dalam diri kita. Kita disibukkan dengan pelajaran, peperiksaan... sehinggakan ada insan-insan yang terabai. Insan-insan yang mungkin dahagakan ilmu, dahagakan suasana berada di taman-taman syurga... Sedarkah kita? Kita telah cuai dalam menjalankan amanah ini. Daie malas, mad'u apatah lagi!

Jika naqib dan naqibah sendiri tidak memahami...

Bandung banyak sangat aktiviti!
"Bandung lain, Bandung selalu buat aktiviti, sibuk... Semua nak buat program, bila nak usrahnya? Tak sempatlah!!"

Jika tidak dipecahkan ruyung, manakan dapat sagunya...

Jika saban hari kita hanya memberikan alasan demi alasan, untuk menyedapkan perasaan...

Penat...
Sibuk...
Malas...
Nak study...

Memang penat... dan memang sibuk... Namun kita sedar dan kita kuatkan diri, keluar daripada zon selesa, cari masa, cari kesempatan... kerana itulah namanya pejuang. Masakan kita boleh duduk lena di kerusi empuk dan mengatakan "Aku seorang pejuang!!" Satu lagi keanehan bukan?

Kita berjuang bukan kerana harta... tetapi kita berjuang kerana syurga...
Dan syurga itu mahal harganya...
Kenalilah sifat ahli syurga. Wujudkah ia dalam diri kita?

Tak pandailah bawak usrah...Aku tak reti...
Ketahuilah, diri ini memahami kerana pernah berada di situasi itu... Namun saat kita mengatakan kitalah yang paling pandai, di situlah bermulanya titik kebodohan. Kerana sikap angkuh itu akan memusnahkan...

Memang kita tidak pandai, sebab itu kita berusaha...
Berusaha memperbaiki diri, amalan...
Berusaha menambah ilmu, bekalan...

Dan dalam usrah itu sendiri, meskipun bergelar naqib dan naqibah, tidak bererti kita sudah berhenti belajar. Kita memberi, kita juga akan menerima. Kita mengumpulkan sesama manusia, supaya sama-sama kita medapat manfaat darinya... Bukan untuk menjadi lilin yang menerangi orang lain, sedangkan dirinya sendiri terbakar, musnah... Orang kata, lebih banyak kita memberi, lebih banyak kita menerima...

Ikhlaskan diri
Ikhlas suatu perkataan yang cukup mudah diucapkan, namun bukan semudah itu untuk mencapainya...

Bekerjalah kerana Allah, pasti kelelahan itu akan hilang.

Berlaku ihsanlah, sentiasa usahakan yang terbaik, kerana meskipun kita tidak melihat Allah, Dia Maha Melihat setiap apa yang dikerjakan hambaNya, meskipun sebesar zarah.

Aku bukan naqib, bukan juga naqibah...so aku tak payah~
Tulisan ini bukanlah spesifik untuk golongan di atas sahaja... Sebenarnya tanggungjawab itu terbeban di atas bahu setiap daripada kita saat kita melafazkan syahadah. Sebarkan kalimah tauhid, itulah tugas para nabi... dan menjadi penghormatan buat kita, bukan bebanan sebenarnya. Insan-insan terpilih. Bukan terpilih kerana dipilih, namun terpilih kerana mereka berusaha dan mereka bergerak! Insan-insan terpilih itu adalah kita... Semuanya terpulang kepada cara fikir kita... Positif atau negatif, semuanya dalam fikiran kita.

Ayuh berubah!


Jentik1:- Terkesan melihat kanak-kanak di Palestin. Umurnya masih muda, namun fikirannya sangat matang berbicara tentang perjuangan. Kita pula? Umur dah meningkat, fikiran seperti kanak-kanak. 
Minda kita terbantut, dialihkan daripada perkara yang penting dalam hidup kita. Kerana apa?
Hiburan! Kita terlalu suka mencari keseronokan sehingga kita lupa, di dunia masih ada saudara seaqidah kita yang menderita... Hiburan itu dibenarkan... tetapi bila berlebihan, ianya membunuh...

Jentik2:- Jom berseronok di syurga nanti, di dunia susah sikit pun tak pelah :)

Wednesday 15 June 2011
nama penuh beliau adalah  sayyid quthb ibrahim hussain.beliau mempunyai 5 orang adik-beradik,dan, mashaAllah, semuanya menjadi pembela ISLAM.beliau menjadi hafiz pada umur 11 tahun.ketertarikan beliau pada sastra al-quran membuatkan beliau melanjutkan pelajaran ke bidang sastra.

beliau belajar di amerika,setelah tamat pengajian,beliau bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.dikatakan bahwa beliau adalah tokoh kedua yang berpengaruh di dlm IM stlh Hassan Albanna.kata2 beliau,tulisan beliau,banyak menarik perhatian orang ramai.Sayyid Quthb dan ikhwan lain memang membenci pemerintahan raja Farouk Mesir (pada pemerintahan inilah Hassan albanna dibunuh) pada waktu itu, dan beliau sangat menyokong Gamal abdul nasser utk menggulingkan pemerintahan raja farouk dan turut perpartisipasi dalam rancangan tersebut, dan ikhwan juga turut berpartisipasi.

pada saat revolusi berhasil,sayyid quthb sgt dihormati.dan beliau pernah menjawat jawatan penting dalam negara,shinggalah apabila beliau merasakan pemerintahan gamal abdul nasser tidak seperti yang diinginkan (dibaca:apabila sinar ISLAM mulai terlihat malap) sayyid quthb meninggalkan jawatan tersebut.setelah 2 tahun revolusi, gamal abdul nasser menangkap beliau  bersama penangkapan besar2an pemimpin ikhwan krn dituduh cuba memporak-perandakan negara.mereka dipenjara 15 tahun..dan disinilah sayyid quthb merevisi 13 juz pertama fi zhilail quran dan menulis bbrp buah buku.beliau dan para ikhwan lain dibebaskan dari penjara setelah 10 tahun krn cmpur tgn peribadi presiden irak,abd.salam arif.

beliau kemudian menulis sebuah buku lagi,yaitu maalim fi aththoriq,yang menyebabkan beliau sekali lagi dipenjara.dan penjara yang ke2 kali inilah yang menyebabkan beliau syahid.sedikit sekitar kesyahidan beliau..

"di penjara..malam itu seorang syeikh dibawa menemuinya,untuk mentalqin n mengingatkanny kpd Allah,sebelum di eksekusi.syeikh :wahai sayyid,ucapkanlah la ilaha illa llah.." sayyid quthb tersenyum dan berkata,"sampai juga engkau wahai syeikh,menyempurnakan seluruh sandiwara ini.ketahuilah,kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat la ilaha illallah,smntara engkau mencari makan dgn la ilaha illallah" 

dan pada hari hukuman,sayyid quthb dan ikhwan lain saling bertausiyah,dan diakhri dgn pekikan ALLAHUAKBAR WA LILLAHILHAMD.pada saat genting itu,sebuah mobil datang,seorang militer dtg tergesa2 n memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.perwira itu menyampaikan kata2 dgn bibir b'gtar,'saudaraku sayyid,aku datang bersegera menghadap anda,dgn membawa berita gembira n pengampunan dari presiden kita yg sgt pengasih.anda hanya perlu menulis satu kalimat saja dan anda dan teman2 anda diampuni'

sayyid quthb menatap perwira itu dgn matanya yng bening dan satu senyum terukir,lalu beliau berkata,'tidak akan pernah!aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dgn akhirat yg abadi'..perwira:tapi sayyid,itu berarti kematian..' sayyid quthb:selamat datang kematian di jalan Allah..sungguh,Allah maha besar'..perwira diam,memberi tanda eksekusi dilanjutkan..dan akhirnya syahidlah sayyid quthb dan ikhwan lain dgn kalimah la ilaha illallah muhammadar rasulullah melantun dari bibir2 mereka.."

subhanallah,memang,krn kisah kesyahidan yang cukup indah ini,maka ana berkongsi dgn kalian..perjuangan menegakkan kalimah Allah,bukan dibentang dengan permaidani merah,melainkan penuh dgn onak dan duri,dan perdaganganny bukan biasa2, barang dagangannya adalah harta dan jiwa untuk membeli syurgaNya..semoga bermanfaat..


lets be that rare and hard to find golden flower
Tuesday 31 May 2011

Penuntut Ilmu Tidak Boleh Futur, Tidak Boleh Putus Asa Dan Waspada Terhadap Bosan, Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



Seorang penuntut ilmu tdk boleh futur dalam usahanya utk memperoleh & mengamalkan ilmu. Futur yaitu rasa malas, enggan, & lamban dimana sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh, & penuh semangat.
Futur adalah satu penyakit yg sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, & penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah & malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.
Orang yg terkena penyakit futur ini berada pd tiga golongan, yaitu:


1). Golongan yg berhenti sama sekali dari aktivitasnya dg sebab futur, & golongan ini banyak sekali.
2). Golongan yg terus dalam kemalasan & patah semangat, namun tdk sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, & golongan ini lebih banyak lagi.
3). Golongan yg kembali pd keadaan semula, & golongan ini sangat sedikit.


Futur memiliki banyak & bermacam-macam sebab. Apabila seorang muslim selamat dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yg lainnya. Sebab-sebab ini sebagiannya ada yg bersifat umum & ada yg bersifat khusus.


Di antara sebab-sebab itu adalah.


1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu syar’i.
3). Ketergantungan hati kepada dunia & melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa isteri & anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yg rusak.
6). Berteman dg orang-orang yg memiliki keinginan yg lemah & cita-cita duniawi.
7). Melakukan dosa & maksiyat serta memakan yg haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yg jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri (tidak mau berjama’ah).
11). Lemahnya pendidikan.


Futur adalah penyakit yg sangat ganas, namun tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahuinya orang-orang yg mau mengetahuinya, & tdk akan mengetahuinya orang-orang yg enggan mengetahuinya.


Di antara obat penyakit futur adalah.
1). Memperbaharui keimanan. Yaitu dg mentauhidkan Allah & memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yg lima waktu dg berjama’ah, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat Tahajjud & Witir. Begitu juga dg bersedekah, silaturahmi, birrul walidain, & selainnya dari amal-amal ketaatan.
2). Merasa selalu diawasi Allah Ta’ala & banyak berdzikir kepada-Nya.
3). Ikhlas & takwa.
4). Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah & maksiyat).
5). Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah, & daurah-daurah syar’iyyah.
6). Mengatur waktu & mengintrospeksi diri.
7). Mencari teman yg baik (shalih).
8). Memperbanyak mengingat kematian & takut terhadap suul khatimah (akhir kehidupan yg jelek).
9). Sabar & belajar utk sabar.
10). Berdo’a & memohon pertologan Allah.



PENUNTUT ILMU TIDAK BOLEH PUTUS ASA DALAM MENUNTUT ILMU DAN WASPADA TERHADAP BOSAN


Sebab, bosan adalah penyakit yg mematikan, membunuh cita-cita seseorang sebesar sifat bosan yg ada pd dirinya. Setiap kali orang itu menyerah terhadap kebosanan, maka ilmunya akan semakin berkurang. Terkadang sebagian kita berkata dg tingkah lakunya, bahkan dg lisannya, “Saya telah pergi ke banyak majelis ilmu, namun saya tdk bisa mengambil manfaat kecuali sedikit. ”


Ingatlah wahai saudaraku, kehadiran Anda dalam majelis ilmu cukup membuat Anda mendapatkan pahala. Bagaimana jika Anda mengumpulkan antara pahala & manfaat? Oleh karena itu, janganlah putus asa. Ketahuilah, ada beberapa orang yg jika saya ceritakan kisah mereka, maka Anda akan terheran-heran. Di antaranya, pengarang kitab Dzail Thabaqaat al-Hanabilah. Ketika menulis biografi, ia menyebutkan banyak cerita unik beberapa orang ketika mereka menuntut ilmu.


‘Abdurrahman bin an-Nafis -salah seorang ulama madzhab Hanbali- dulunya adalah seorang penyanyi. Ia mempunyai suara yg bagus, lalu ia bertaubat dari kemunkaran ini. Ia pun menuntut ilmu & ia menghafal kitab al-Haraqi, salah satu kitab madzhab Hanbali yg terkenal. Lihatlah bagaimana keadaannya semula. Ketika ia jujur dalam taubatnya, apa yg ia dapatkan?
Demikian pula dg ‘Abdullah bin Abil Hasan al-Jubba’i. Dahulunya ia seorang Nashrani. Kelurganya juga Nashrani bahkan ayahnya pendeta orang-orang Nashrani sangat mengagungkan mereka. Akhirnya ia masuk Islam, menghafal Al-Qur-an & menuntut ilmu. Sebagian orang yg sempat melihatnya berkata, “Ia mempunyai pengaruh & kemuliaan di kota Baghdad. ”


Demikian juga dg Nashiruddin Ahmad bin ‘Abdis Salam. Dahulu ia adalah seorang penyamun (perampok). Ia menceritakan tentang kisah taubatnya dirinya: Suatu hari ketika tengah menghadang orang yg lewat, ia duduk di bawah pohon kurma / di bawah pagar kurma. Lalu melihat burung berpindah dari pohon kurma dg teratur. Ia merasa heran lalu memanjat ke salah satu pohon kurma itu. Ia melihat ular yg sudah buta & burung tersebut melemparkan makanan untuknya. Ia merasa heran dg apa yg dilihat, lalu ia pun taubat dari dosanya. Kemudian ia menuntut ilmu & banyak mendengar dari para ulama. Banyak juga dari mereka yg mendengar pelajarannya.


Inilah sosok-sosok yg dahulunya adalah seorang penyamun, penyanyi & ada pula yg Nashrani. Walau demikian, mereka menjadi pemuka ulama, sosok mereka diacungi jempol & amal mereka disebut-sebut setelah mereka meninggal.


Jangan putus asa, berusahalah dg sungguh-sungguh, mohonlah pertolongan kepada Allah & jangan lemah. Walaupun Anda pd hari ini belum mendapatkan ilmu, maka curahkanlah terus usahamu di hari kedua, ketiga, keempat,. . . . setahun, dua tahun, & seterusnya. . .
Seorang penuntut ilmu tdk boleh terburu-buru dalam meraih ilmu syar’i. Menuntut ilmu syar’i tdk bisa kilat / dikursuskan dalam waktu singkat. Harus diingat, bahwa perjalanan dalam menuntut ilmu adalah panjang & lama, oleh karena itu wajib sabar & selalu memohon pertolongan kepada Allah agar tetap istiqamah dalam kebenaran.


(Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat – Indonesia, Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M)
___ Foot Notes
. Lihat al-Futur Mazhaahiruhu wa Asbaabuhu wal ‘Ilaaj (hal. 22).
. Lihat al-Futur Mazhaahiruhu wa Asbaabuhu wal ‘Ilaaj (hal. 43-71).
. Ibid (hal. 88-119) dg diringkas.
. Ma’aalim fii Thariiq Thalabil ‘Ilmi (hal. 278-279
Penulis: Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas & diterbitkan oleh almanhaj. or. id
Tuesday 24 May 2011

' I LOVE U B`COZ U`RE SEXY'..tertulis di t-shirt seorang gadis. Mungkin pada sesetengah orang, merasakan hal ini x perlu di perpanjangkan, sebab bese la t-shirt sekarang, macam2 dia tulis, gmbar tengkorak la, anak iblis la, besela tu, xyah la amik peduli sangat. Ana cuma tersenyum.

WANITA..apa yang terlintas di fikiran kita apabila menyebutkan tentang perkataan tersebut??satu sosok tubuh yang indah?kelembutan yang mendamaikan? atau apa? 




Suatu ketika dulu, derajat wanita diletakkan serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari binatang, mereka diperlakukan sehina mungkin. Mereka cuma dianggap penghibur lelaki, pemuas nafsu syahwat lelaki. Ketika suatu waktu seorang bayi perempuan dilahirkan, merah padam muka 'ayah'nya menahan marah, dan, kerana terlalu marah jugalah bayi perempuan ditanam hidup-hidup tanpa ada rasa bersalah bahkan lega apabila bayi tersebut tuntas di 'hapus'.

Kemudian, ISLAM datang, mengangkat derajat wanita setingginya, meletakkan wanita sesuai haknya. Tapi, malang, sungguh malang sekali, apabila mereka nyata-nyata tidak pernah gembira dengan datangnya ISLAM yang mengangkat tinggi derajat hidup mereka. Ternyata, apabila melihat dunia hari ini, wanita hari ini, memakai t-shirt tertulis seperti itu.. Apa yang kalian banggakan duhai wanita? bangga dengan tubuhmu yang indah? bangga apabila lelaki menyebutmu 'seksi'? belum lagi dibahas tentang pendedahan aurat yang berleluasa. 

ISLAM DATANG???
hey, i don`t care la. seharusnya ISLAM itu dihapus dari dulu lagi. Sekarang kami kaum wanita tidak bebas, semua hal kami x boleh buat, nak pakai seksi  tak boleh, kene pakai tudung la..argh,rimaslah!

Datangnya ISLAM x pernah menafikan hak kalian duhai wanita, tidak pernah sama sekali, bahkan membela kalian dari terus tertindas. Menyuruh kalian menutup aurat, bukan bermaksud menghalang kebebasan, justru kerana kalian dicipta sedemikian unik, sehingga harus dipelihara sebaiknya, jangan sampai ada anasir luar yang cuba merosakkan kalian. Kalian sekarang sedang diperbodohkan, Lihat saja iklan kete, nak jual kete, tapi yang duk kat tepi-tepi kete tu sape? Wanita jugak. Apakah hal sekecil ini pun kalian xdapat rasa? Dunia memperbodohkan kalian, tapi ISLAM x pernah memperbodohkan kalian, x pernah mau mempergunakan kalian.


LIFE IS A CHOICE
Hidup adalah pilihan, dalam Al-Quran Allah juga menyebutkan tidak ada paksaan dalam beragama (Islam)(Albaqarah-256), tapi kita juga harus tahu, untuk setiap pilihan, pasti akan ada konsekuensinya, makanya dinamakan pilihan kan?? Dan setiap konsekuensi yang didapat, kita harus terima seadanya, kerana kitalah yang diberi hak untuk memilih, apakah mau mendapatkan syurga, atau mau mendapatkan neraka, itu semua adalah pilihan.

Ketika ISLAM datang mengangkat setinggi-tinggi nya martabat wanita, wanita tetap diberi pilihan, apakah mau terus-terusan berada sebagai mereka yang dipergunakan, atau menjadi mereka yang dipandang tinggi dengan sebenar-benarnya, dengan wajah MUSLIMAH SEJATI. Jadi, sekarang adalah untuk kalian memilih, yang mana yang terbaik buat diri kalian.


Tidak ada yang akan memaksa kalian bertudung, tidak ada yang memaksa kalian untuk berpakaian longgar dan tidak tipis, tidak ada yang memaksa kalian memakai t-shirt tertulis ‘I LOVE U B’COZ OF ALLAH’..tidak,tidak akan ada yang memaksa.. Tapi, ketika kalian mengucapkan kalimah ‘TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH, DAN MUHAMMAD PESURUH ALLAH’, ketika itulah kalian menjadi tanggungjawab muslim yang lain untuk terus memperingatkan kalian, untuk terus menjaga kalian dari nyalaan api neraka yang bahan bakarnya batu dan manusia, untuk memastikan kalian dan mereka sama-sama merasa nikmatnya berada di syurga. Jadi, tepuk dada, tanya iman..Pilihan kalian sekarang adalah penentu tempat kalian di akhirat kelak..

‘tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (ISLAM), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah,maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui’ -2:256-

Monday 11 April 2011

Salam,
selepas saya kahwin, barulah saya memahami karekter seorang wanita.
Sebab suami saya selalu hairan dengan hypermanic dan monotonousnya mood saya , bertimbal balik.. Berpusing2 karekter antara ecstatic dan juga kesedihan, kdang2 kala ceria dan boleh jadi terlalu serius.
Sampai dia terpaksa clarify mmg perangai perempuan macam:
ombak eh perempuan ini?
Sampailah saya terdiam, kerana memikirkan betulnya kata-kata dia itu.
Namun itulah dia pasang surut emosi seorang wanita.
Cepat downnya, cepat juga mendapatkan semangat dan kekuatan.
Dan emosi kita bergantung kuat pada kadar hormon estrogen dan progesterone dalam badan kita. sangat bergantung kuat ada perasaan dan peristiwa2 yang berlaku dalam kehidupan kita.
Dan bila orang tak endahkan perasaan kita, kita rasa amat tertekannnn!!!!!!
Dan emosi perempuan ini sedikit sebanyak menganggu kehidupan mereka , apatah lagi kehidupan mereka sebagai seorang daie.
Dahulu kami semua fikir, kalau kahwin sure dapat jadi stabil. Kalau kahwin sure ada teman untuk sentiasa mendengar luahan perasaan kita, menjaga perasaan kita dan sebagainya.
Dan kebanyakan akhawat merasai bahawa berkahwinlah dapat mengatasi masalah emosi yang tak stabil dan seperti ombak ini.
Bila saya sudah berkahwin ini, barulah saya tahu, kahwin, tidak akan dapat menyelesaikan masalah emosi perempuan ini.
Kerana, kita tak pergi pada root of the problem itu sendiri.
Kita tak pergi Pencipta kepada manusia itu sendiri, yang menjadikan fitrah seorang perempuan sebegini.
( tapi seorang lelaki bila tak stabil, lebih horror dari perempuan pula…hohoohoh)
Dan bukankah Allah lebih tahu cara mengatasi masalah perasaan kita yang selalu down, dan selalu rasa takde support itu?
Kalau kita mencarinya pada sebuah perkahwinan. Tentu kita akan kecewa. Kerana suami tidak akan memberikan segala-galanya buat kita.
Terkadang kita cuba lari dari kenyataan itu. kita malu untuk mengakui pada diri sendiri yang kita sedang down. Maka kita mencari kekuatan kepada benda-benda yang jauh dari Allah. Kita mencarinya pada shopping atau tengok movie, atau bersuka ria. Maka bertambahlah jauhnya kita dari ALlah.
Kenalilah simptom futur anda
Bila iman makin menurun, maka jaga-jagalah: Ia mungkin boleh turun lagi.

Kerana itu kita perlu mengenal simptom futur supaya kita dapat merawatnya dengan segera..
Bila kita futur, hati kita meliar-liar mencari sesuatu untuk mengisi hati kita.
Syaitan yang sedang menghiasi futur kita akan sentiasa menggoda kita dengan DAHSYATNYA sekali.
Tengoklah movie itu. ko kan dah buat usrah banyak dah, sekali sekala tengok movie apa salahnya. belajar cara diorang movie. tgk diorang buat cerita. best per.
dan dari satu movie ke satu movie kita akan tengok, menyebabkan bertambah-tambah futur kita. Bertambah-tambah tompok dosa pada hati kita.
Dan di saat futur itu, ibadah makin longgar. Hati sudah tidak khusyuk. Membaca quran sudah tidak penuh lagi tadabbur.
Di situlah syaitan menghiasi lagi futur kita:
Ala, apa salahnya dengar lagu kejap. Boringlah asyik2 dengar nasyid je. Quran pun ko dah baca banyak. alaa.. apa salahnya dengar lagu rihanna?ehek ehek…..
Dan bila kita menjengok facebook pula, sambil melayan2 dan menjawap komen2 manusia, kita mula menjengah dan melihat gambar2 rakan kita yang sudah berkahwin . Maka hati kita berkocak dan bergoncang lagi.. Dan pertanyaan terus datang silih berganti dalam benak hati kita:
aku bila lagi? aku bila lagi?
dan jemari kita mula mengclick dan menjengah gambar2 mereka yang bukan ajnabi pada kita. Membina angan-angan dan menambah dosa pada mata serta hati. Akhirnya terjebak kepada lembah kefuturan demi kefuturan..
dan kita lebih jauh dari Allah..
bertambah jauh.
Maka kita bagaikan mayat yang sedang hidup. Hati kita mati, tetapi badan tetap mengaku masih aktif.

Akhirya perlahan-lahan kita mahu melarikan diri dari dakwah. Kita mahu menyendiri, dan akhirnya kita tersingkir seorang diri.
Siapa yang akan gembira dan gelak ketawa bila seorang pendokong dakwah mula mengengsot pergi?
Syaitan!
dan siapa yang akan kalah dan menangis ? Islam dan diri sendiri juga!
Sebab itu, kenalilah sifat kita yang mudah down, dan berombak. Dan ubatilah kefuturan dengan setepat-tepat ubat. Bukan mencarinya dan mengubatnya dengan hiburan dan kelekaan.
Jawapan itu ada pada:
1) Kembalilah pada Allah.
Yes. I mean this.
Go back to Him. Bersolatlah kepada Dia. Bercakaplah dengan Dia.
Kalau uzur, baca ma’thurat. Hafal surah. Buat perkara -perkara yang mendekatkan diri dengan Allah. Even membaca buku yang mengingatkan kita pada Allah.
Berdoalah. Kembalikan kekhusyukan. Istighfar berulang kembali.
Dan paling best untuk dilakukan adalah:
Membaca Quran, serta mentadabburi setiap makna kalimahNya.

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus.” (QS Al-Isra’ : 9)
Perkara ini juga dikuatkan oleh Ustaz Hasan Al-Hudhaibi yang berkata :
“Yang menjadi panduan seseorang dalam tilawah Al-Qur’an bukanlah seberapa banyak ia membacanya, namun sejauh mana ia dapat mengambil manfaat dari hasil bacaannya. Al-Qur’an tidak akan turun sebagai barakah kepada Nabi saw dengan lafadz-lafadz yang tidak bermakna. Sesungguhnya barakah Al-Qur’an itu adalah pada saat kita mengamalkannya, dan saat kita mengambilnya sebagai manhaj hidup yang menerangi jalan orang-orang yang menempuhnya. Maka ketika kita membaca Al-Quran, mestilah diniatkan untuk merealisasikan kandungan makna tersebut dan itu hanya boleh dilakukan dengan mentadabbur ayat-ayatnya, memahami dan mengamalkannya.”
Allah SWT berfirman :
“Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu Ruh (Al-Qur’an) dengan perintah kami . Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami tunjuki siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami”. (QS As-Syura : 52)
Ketika Ruh tersebut melekat ke dalam hati dan setiap penjurunya dipenuhi dengan cahaya iman, maka ia mampu mengusir hawa nafsu dan rasa cinta terhadap dunia dan kemudiannya akan mempengaruhi perilaku seorang hamba dan tujuan hidupnya.
Maka temuilah ketenangan itu pada tadabbur Al-Quran. Berkata-katalah dengan Allah dengan membaca ayatNya, penuh dengan kehadiran sebuah perasaan.
Ibnu Mas’ud berwasiat :
“Janganlah kau membaca Al-Qur’an secepat kau membaca sya’ir, atau seperti buah kurma yang berguguran dari tangkainya, berhenti dan renungkanlah keajaiban-keajaibannya, gerakkanlah hatimu dengannya dan janganlah menjadikan akhir surah sebagai pusat perhatianmu.”

2) Bergaullah dengan orang-orang yang soleh.
Tak semestinya kena cari naqibah, atau ustaz. Carilah teman yang mengingatkan kita pada Allah. Yang akanremindkan kita tentang akhirat. Yang dapat menyedarkan kita dari tidur yang lena itu.
Sebab time kita down, memang hati tengah gelap. Sukat untuk kita menerima nasihat orang. Maka sentuhan orang-orang soleh ini dapat melembutkan hati kita, dan memberi cahaya baru dalam hati kita dengan izin Allah..
Jangan bersendirian ketika futur. Kita akan diganggun dengan bisikan syaitan jika kita terus bersendirian.
3) Berdoa kepada Allah.
Berdoalah diberikan semula hidayah yang malap. Berdoalah untuk diberikan kekuatan. Dan berdoalah supaya Allah mudahkan urusan kita yang menyebabkan kefuturan kita.
Berdoalah kepada ALlah:
رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ
Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir” (QS al-Baqarah [2]: 250).
Berdoalah dan temuilah kekuatan itu dengan doa!
4) perbaharui kefahaman kita.
Sebelum ini mungkin kita dah faham akan erti hidup kita. Kita faham tugas kita. Kita tahu apa yang perlu kita buat di dunia ini.
Namun bila saatnya futur, maka kefahaman itu seolah-olah terbang ditiup angin nafsu yang mengelabui iman dan akal kita.
Di saat itu, perbaharuilah kefahaman kita. Bila kita menganggur, syaitan akan mudah menjadikan kita futur.
Maka perbaharuilah kefahaman itu dengan tarbiyah. Pergilah kepada majlis-majlis ilmu. Nyalakan semula semangatmu. Semarakkan semula baraan himmahmu.
Katakan pada dirimu bahawa:
‘ Hidupku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah tuhan sekalian alam!’
Kerana memberi dakwah itu menghidupkan dan merupakan jalan keluar kepada kefuturan. Kerana itu di saat kau meninggalkannya, perkara itu akan lebih mendownkan kamu.
Maka di saat down, ambillah masa sekejap untuk istighfar dan perbaiki semangatmu. Seterusnya, bangkitlah dan teruskan memberi kepada manusia!
5) Mengingati negeri akhirat.
Inilah yang dijelaskan oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya ketika ia ditanya tentang makna ‘insyirah shadr’ (keterbukaan dada) dalam firmanNya :
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? (QS Az-Zumar : 22)
Nabi saw menjelaskan :
“Apabila cahaya iman masuk terbukalah hatinya” (untuk menerima kebenaran).”
Kami bertanya : “Wahai Rasulullah, apa ciri-cirinya?”
Rasulullah saw bersabda :
“Kerinduan kepada kampung keabadian, merasa jauh dari dunia yang menipu, bersiap-siap untuk menghadapi kematian sebelum ia datang.”
Di dunia ini kita akan selalu ditinggalkan keseorangan. Apa awak ingat awak seorang je ke takde murabbi? ( kita akan selalu mengadu benda yang kita takde, benda depan mata, selalu tak kita hargai…)
orang terdahulu sendiri banyak belajar berdikari. Banyak membina diri mereka sendiri.
Semakin lama kita dalam tarbiyah, Sedarlah, kita perlu lebih banyak bergantung pada tarbiyah dzatiyah berbanding tarbiyah jam’iyah ( tarbiyah diri sendiri, daripada tarbiyah beramai-ramai)
Maka, bila kita down, kitalah yang perlu merawat ke’down’an kita itu sendiri. Dengan cepat!
Jika kamu tak mampu merawatnya, siapa lagi?
sedangkan ummah mendambakan parajurit-parajurit yang sentiasa terpadu iman dan amal jihadnya, untuk menongkah jahiliyah yang amat pekat di luar sana.
Mampukah kamu bangkit semula?
Wassalam
ukhtikum
aisyahz
yang banyak kali down juga…

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
** Futur (Arab) = lemah / 'down'

lets be that rare and hard to find golden flower

Sobre o Blog

Entri Popular

Labels

Followers

Subscribe to our feed


ShoutMix chat widget

Ghurabaa'

Hiduplah kita seperti pengembara, yang singgah di dunia sebelum berehat di akhirat